Senin, 21 November 2011

Luka itu, Tempat Segala Umpat Tak Tepat Waktu


Di Damaskus, di puncak yang tinggi
Sebuah langit jatuh,
melambai tangan
pada malaikat pembelai bulan,

terkecap senja
telapak kakinya

Sebuah kembang
Jatuh ke tanahbasah

nukilan bulan
tak menyejarah

Barangkali tempat bersitatap
Adalah sebuah tidur senyap
didalamnya sebuah kerudung kermizi
dan kedua burung berniat
menyiulkan sakit
yang sarat terawat

Gelisah tiada putus
Juga genap mengucap kesal
mengadu nasib pada langit tak lagi tegap,
tak lagi sombong,
tak lagi angkuh, tak lagi kukuh

langit telah mematikan lampu, kereta tak bisa lagi berjalan
menembus malam
seorang perempuan membawa nampan
tanpa kain, menembus malam

 luka itu,
tempat segala umpat tak tepat waktu
Melindap di batas-batas suara
tak lagi guna

Tidak ada komentar:

Posting Komentar