Di Damaskus, di puncak yang tinggi
Sebuah langit jatuh,
melambai tangan
pada malaikat pembelai bulan,
terkecap senja
telapak kakinya
Sebuah kembang
Jatuh ke tanahbasah
nukilan bulan
tak menyejarah
Barangkali tempat bersitatap
Adalah sebuah tidur senyap
didalamnya sebuah kerudung kermizi
dan kedua burung berniat
menyiulkan sakit
yang sarat terawat
Gelisah tiada putus
Juga genap mengucap kesal
mengadu nasib pada langit tak lagi tegap,
tak lagi sombong,
tak lagi angkuh, tak lagi kukuh
langit telah mematikan lampu, kereta tak bisa lagi berjalan
menembus malam
seorang perempuan membawa nampan
tanpa kain, menembus malam
luka itu,
tempat segala umpat tak tepat waktu
Melindap di batas-batas suara
tak lagi guna
Tidak ada komentar:
Posting Komentar